Perintah Allah kepada Nabi Nuh
Nabi Nuh ‘alaihissalam diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya yang menyembah berhala. Mereka membuat patung-patung seperti Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr untuk disembah selain Allah. Nuh mengajak mereka untuk menyembah hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, kaumnya menolak dan mengejeknya. Mereka berkata bahwa Nuh hanyalah manusia biasa dan bukan seorang nabi. Meskipun demikian, Nuh terus berdakwah siang dan malam selama berpuluh-puluh tahun tanpa henti.
Kesabaran Nabi Nuh dalam Berdakwah
Selama 950 tahun Nabi Nuh berdakwah, hanya sedikit orang yang mau beriman. Sebagian besar tetap dalam kesesatan dan menutup telinga setiap kali dia berbicara. Mereka bahkan menutupi wajah dengan kain agar tidak mendengar seruannya.
Namun Nabi Nuh tidak menyerah. Ia berkata, “Wahai kaumku, aku hanyalah pemberi peringatan yang jelas kepadamu agar kamu menyembah Allah dan bertakwa kepada-Nya.” Tetapi mereka tetap sombong dan menolak mengikuti kebenaran.
Doa Nabi Nuh dan Perintah Membangun Bahtera
Setelah berabad-abad berdakwah tanpa hasil, Nabi Nuh memohon kepada Allah agar memberikan keputusan bagi kaumnya yang ingkar. Allah kemudian mewahyukan kepadanya untuk membangun sebuah bahtera besar di atas tanah yang gersang sebagai persiapan menghadapi banjir besar.
Kaumnya mengejeknya setiap kali melihatnya membuat kapal. Mereka berkata, “Wahai Nuh, apakah engkau membuat kapal di daratan? Apakah engkau telah menjadi tukang kayu?” Nuh menjawab dengan tenang bahwa kelak mereka akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab.
Datangnya Banjir Besar
Ketika waktu yang dijanjikan tiba, air memancar dari bumi dan hujan turun deras dari langit. Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membawa orang-orang beriman serta sepasang hewan dari setiap jenis ke dalam bahtera.
Air terus naik hingga menenggelamkan gunung-gunung. Anak Nabi Nuh yang tidak beriman menolak untuk naik ke kapal. Ia berkata akan berlindung di puncak gunung, tetapi ombak besar datang dan menenggelamkannya. Maka tidak ada yang selamat kecuali orang-orang yang beriman bersama Nabi Nuh.
Banjir Surut dan Turunnya Bahtera
Setelah beberapa waktu, Allah memerintahkan bumi untuk menyerap airnya dan langit untuk berhenti menurunkan hujan. Air pun surut perlahan, dan bahtera Nabi Nuh berlabuh di atas Gunung Judi.
Nabi Nuh bersyukur kepada Allah atas keselamatan dirinya dan para pengikutnya. Mereka turun dari kapal dan memulai kehidupan baru dengan penuh keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Pelajaran dari Kisah Nabi Nuh
Kisah Nabi Nuh mengajarkan tentang keteguhan iman, kesabaran dalam berdakwah, dan pentingnya taat kepada Allah. Nabi Nuh tetap berjuang meski ditolak selama ratusan tahun, menunjukkan bahwa kebenaran harus disampaikan tanpa putus asa.
Allah menegaskan bahwa keselamatan hanya akan diberikan kepada orang-orang yang beriman dan mengikuti perintah-Nya. Dari kisah ini, kita belajar untuk bersabar, tidak sombong, dan selalu percaya pada ketentuan Allah SWT.