عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
📖 Terjemah
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

🕌 Penjelasan Ringkas
-
Hadits ini menghubungkan keimanan dengan akhlak sehari-hari.
-
Tiga hal pokok yang menjadi ciri iman:
-
Menjaga lisan: berkata baik atau diam.
-
Memuliakan tetangga.
-
Memuliakan tamu.
-
-
Iman bukan hanya keyakinan, tetapi juga tampak dalam perilaku sosial.
✨ Hikmah Hadits
-
Menjaga lisan adalah kunci keselamatan iman.
-
Islam mengajarkan penghormatan kepada tetangga.
-
Memuliakan tamu adalah bagian dari akhlak mulia.
📌 Kesimpulan
Hadits ini mengajarkan bahwa tanda kesempurnaan iman adalah menjaga lisan dari perkataan sia-sia, serta memuliakan tetangga dan tamu. Dengan demikian, iman bukan hanya diyakini, tetapi harus diwujudkan dalam akhlak dan perilaku sosial.